Kutipan Novel Tere Liye



Kutipan Novel Tere Liye
“Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.” – Tere Liye.

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarka dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.” – Tere Liye (Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

“Orang yang memendam perasaan seringklali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agae hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” – Tere Liye (Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

“Yakinlah, wanita-wanita soleha yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak dihari akhir sungguh akan menjadi bidadai-bidadari syurga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga paranya cantik luar biasa.” – Tere Liye (Bidadari-Bidadari Surga).

“Begitulah kehidupan, ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah.. dengan ktidak tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.” – Tere Liye (Rembulan Tenggelam Di Wajahmu).

“Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.” – Tere Liye (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah).

“Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat.” – Tere Liye (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah).

“Masa lalu selamanya tidak akan pernah menang, karena ia selalu ada dibelakang..” – Tere Liye.

Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.” – Tere Liye (Rembulan Tenggelam Di Wajahmu).

“Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti..” – Tere Liye (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah).

“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada caaya keindahan yang menyemberut, menggertarkan jantung. Hanya orang-orang yang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.” – Tere Liye (Berjuta Rasanya).

“Sepanjang kita yakin telah melakukan sesuatu dengan baik, selalu belajar untuk lebih baik, terbuka dengan masukan, rasa nyaman dan tentram itu akan datang. Kemuliaan hidup tidak pernah tertukar.” – Tere Liye.

“Buku yang baik tidak pernah dilihat dari sampulnya, bukan??” – Tere Liye (Elliana)

“Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum maut menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya.”
-  
Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

“Menangis tidak selalu simbol lemah tak berdaya. Menangis dalam situasi tertentu justru adalah simbol kekuatan, kesabaran, dan kehormatan.” – Tere Liye.

“Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tau, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tau, kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu, dua keputusan itu membuat bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.” – Tere Liye (Pulang).

“Anak laki-laki yang baik tidak pernah meneriaki wanita apalagi membuatnya sedih dan tersakiti.” – Tere Liye (Ayahku Bukan Pembohong).

“Jadilah orang yang selalu memberikan kalimat-kalimat positif, semangat untuk orang banyak. Maka, semoga itulah yang akan mantul kembali kepada kita.” – Tere Liye.

“Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita. Tapi, akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama matahari terbit.” – Tere Liye (Pulang).

“Apapun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apapun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.” – Tere Liye.

“Apa yang terjadi jika hujan tidak pernah turun lagi? Apa yang terjadi jika kamu tidak pernah mengingatku lagi, seperti orang-orang yang lupa tentang hujan?” – Tere Liye (Hujan).

“Apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?” – Tere Liye (Rindu).

“Apapun yang kita putuskan, orang-orang tetap saja demikian. Jadi, biarkan saja orang-orang sibuk dengan masalah mereka sendiri. Kita memilih fokus terus melakukan yang terbaik dan terus memperbaiki diri.” – Tere Liye.

“Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu, menyakitkan.” – Tere Liye (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah).

“Berhentilah bertanya bagaimana menemukan pasangan yang baik. Mulailah menjadi orang yang baik dan terus lebih baik. Maka dengan sendirinya akan ditemukan.” – Tere Liye.

“Carilah orang-orang yang tidak mudah bilang suka, tapi, saat bilang. Dia langsung bawa satu rombongan keluarga.” – Tere Liye.

“Bersabar dan diam lebih baik. Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya. Jika tidak, akan digantikan dengan orang yang lebih baik.” – Tere Liye (Rindu).

“Cinta pertama itu tidak spesial, karena yang paling spesial adalah cinta terakgir dan itu selama-lamanya. Tetapi, jika ka;ian beruntung, akan lebih spesial lagi jika cinta pertama itu sekaligus menjadi cinta terakhir dan selama-lamanya.” – Tere Liye.

“Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa.” – Tere Liye (Berjuta Rasanya).
Cukup ajaran agama sebagai petunjuk hidup kita. Tidak perlu paham yang lain. Cukup kitab suci, hadits-hadits sahih yang menjadi pedoman, tidak butuh isme-isme, ajaran-ajaran lainnya. Banggalah dengan identitas agama kita. Bahkan saat kita di tempat jauh, di negeri-negeri orang, sendirian.” – Tere Liye (Negeri Para Bedebah).
“Dengan berprasangka baik saja, hati kau masih ketar-ketir memendam duga, menyusun harap. Apalagi, dengan prasangka negatif, tambah kusut lagi perasaan kau.” – Tere Liye (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah).

“Dengan terus melangkah, cepat atau lambat, semua beban kenangan akan tertinggal di belakang.” – Tere Liye.

Share on Google Plus

About Saranghae.blogspot.com

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar