LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI
TANAMAN PANGAN
PERBANYAKAN VEGETATIF PADA UBI
KAYU
Disusun
Oleh :
1.
|
Deka
Sakti Pradana
|
361541311003
|
2.
|
Eka
Nur Annisa’
|
361541311024
|
3.
|
Wafirotus
Shalihah
|
361541311028
|
4.
|
Eka
Nur Ainiyah
|
361541311057
|
5.
|
Rini Kumala
|
361541311059
|
6.
|
Imam
Imroni
|
361541311063
|
7.
|
Yuli
Maria
|
361541311067
|
PROGRAM
STUDI D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK
NEGERI BANYUWANGI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Ubi kayu adalah salah satu makanan
pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kandungan yang terdapat dalam ubi
kayu adalah karbohidrat. Sehingga ubi kayu sangat bermanfaat sebagai sumber
energi bagi manusia. Ubi kayu dapat dikembangbiakan secara vegetatif buatan
yakni dengan mengenten atau grafting. Grafting dilakukan untuk menggabungkan
sifat-sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang
memiliki sifat-sifat unggul.
1.2
Rumusan masalah
1.2.1
Bagaimana cara
melakukan grafting pada ubi kayu?
1.2.2
Apa syarat tumbuh
agar pertumbuhan ubi kayu optimal?
1.2.3
Apa saja faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu?
1.2.4
Apa saja faktor
yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan grafting?
1.2.5 Bagaimana hasil pengamatan tanaman ubi kayu
secara drafting selama 1 bulan?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui cara
melakukan grafting pada ubi kayu.
1.3.2
Mengetahui
syarat tumbuh agar pertumbuhan ubi kayu optimal.
1.3.3
Mengetahui
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu.
1.3.4
Mengetahui
faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan grafting.
1.3.5 Mengetahui hasil pengamatan tanaman ubi kayu
secara drafting selama 1 bulan.
1.4
Manfaat
1.4.1
Dapat mengetahui
cara melakukan grafting pada ubi kayu
1.4.2
Dapat mengetahui
syarat tumbuh agar pertumbuhan ubi kayu optimal
1.4.3
Dapat mengetahui
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu
1.4.4
Dapat mengetahui
faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan grafting pada ubi kayu
1.4.5 Dapat mengetahui hasil
pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1 bulan.
1.5
Alat dan Bahan
1.
Batang ubi kayu
kuning agak muda
2.
Batang ubi kayu
putih agak tua
3.
Tali rafia
4.
Lidi
5.
Pisau
6.
Tanah
7.
Kompos
8.
Polybag
9.
Plastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ribu Surbakti (2004) bahwa persentase
keberhasilan penyambungan tanaman adalah 93%. Kadar karbohidrat pada ubi kayu
tanpa perlakuan sambung pucuk adalah 30,40 gr – 32 gr/100 gr bahan. Kadar
glukosa hasil sambungan pucuk adalah 35 gr – 35,40 gr/100 gr bahan, ini berarti
terjadi kenaikan kadar glukosa.
Menurut Moorthy (2002) bahwa sifat fisik dan kimia
pati seperti bentuk dan ukuran granula, kandungan amilosa dan kandungan
komponen non pati sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, kondisi tempat tumbuh
dan umur tanaman.
Menurut Pemmy Tumewu, Carolus P. Paruntu, dan Tommy
D. Sondakh (2015) bahwa pemupukan berpengaruh terhadap hasil ubi kayu. Nilai
bobot umbi/tanaman dan produksi umbi/petak tertinggi pada pemupukan dosis 20
ton/ha bokashi kotoran sapi dan 250 kg/ha NPK + 150 kg urea/ha.
Menurut Budhi S. R dan Nila O (2011) bahwa cara
sambung mukibat dapat merubah penampilan tanaman menjadi lebih besar dengan
meningkatkan diameter batang, diameter umbi, panjang umbi, jumlah umbi/tanaman
dan bobot umbi/tanaman.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Cara Melakukan
Grafting pada Ubi Kayu
Untuk
melakukan grafting pada ubi kayu, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan batang ubi kayu atas dan batang ubi
kayu bawah yang berdiameter sama, dan tidak terlalu muda maupun terlalu tua.
b. Stek batang batang dipotong sepanjang 25 – 30 cm, sedangkan
batang atas sepanjang 10 cm.
c. Bagian ujungnya dipotong dengan pisau yang tajam
dengan kemiringan kurang lebih 45°.
d. Kemudian bagian empulur (tengah batang) dimasuki lidi
dengan panjang kurang lebih 10 cm, yang berfungsi memperkuat sambungan.
e. Pastikan bagian atas dan bagian bawah tersambung
dengan rapi. Kemudian pada bagian sambungan dibungkus dengan tali rafia secukupnya
agar tidak goyah dan kuat.
f. Berikan plastik pada bagian atas, agar bagian atas
tidak mudah untuk kering/mati.
g. Masukkan tanah ke dalam polybag dan campur dengan
kompos, lalu beri sedikit air dan diaduk hingga rata.
h. Setelah penyambungan selesai, tancapkan batang ubi
kayu ke dalam polybag dengan kedalam 5-10 cm.
i. Kurang lebih setelah 2 minggu pada bagian atas akan
tumbuh tunas baru.
3.2
Syarat Tumbuh
agar Pertumbuhan Ubi Kayu Optimal
Produksi optimal
ubi kayu memperlukan curah hujan sebatas 150-200 mm pada umur 1-3 bulan dan
100-150 mm pada fase menjelang dan saat panen. Berdasarkan karakter iklim di
Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubi kayu dapat dikembangkan di hampir
semua kawasan, baik di daerah beriklim basah maupun kering, sepanjang air
tersedia sesuai kebutuhan tanaman tiap fase pertumbuhan. Serta jenis lahan yang
didominasi oleh tanah alkalin dan tanah masam, kurang subur dan peka terhadap
erosi. (Wargiono, dkk., 2006)
3.3
Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ubi Kayu Drafting
Keberhasilan
penanaman ubi kayu dengan cara drafting dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
a. Kerapatan batang bagian atas dan bagian bawah.
b. Menyatu atau tidaknya kambium batang atas dan bawah.
c. Penyiraman dan curah hujan yang tepat, ubi kayu
tidak boleh tergenang air terlalu lama.
3.4
Faktor yang
Mempengaruhi Kegagalan dalam Melakukan Drafting pada Ubi Kayu
Dalam
melakukan drafting ada kemungkinan terjadi kegagalan yang ditandai dengan tidak
tumbuhnya tunas pada batang bagian atas. Penyebab tidak tumbuhnya tunas menurut
(Surbakti, 2004) adalah sebagai berikut :
a. Sewaktu melakukan penyambungan temuan batang atas
dan batang bawah kurang rapat sehingga distribusi zat nutrien ke batang atas
tidak mencukupi.
b. Terjadi kontaminasi atau tidak steril yang
mengakibatkan batang atas mati yang disebabkan tumbuhnya jamur.
c. Ukuran batang atas dan batang bawah tidak sama.
d. Terlalu lama tergenang air.
e. Batang atas terlalu muda atau terlalu tua.
3.5
Hasil pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1 bulan.
Hasil pengamatan
pada sempel tanaman ubi kayu hasil grafting dari kelompok kami yang berjumlah 4
sampel yang telah berhasil kami kumpulkan selama 1 bulan ini, dibagi menjadi 4
kali pengamatan, dengan sistem 1 minggu 1 kali laporan, sebagai berikut:
No
|
Minggu Ke-
|
Perawatan
|
Sampel (cm)
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
1
|
Minggu
1
|
Penyiraman
pagi dan sore, penyabutan gulma yang mulai tumbuh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Minggu
2
|
Penyiraman
pagi dan sore, penyabutan gulma yang mulai tumbuh
|
0,5
|
0,2
|
-
|
-
|
3
|
Minggu
3
|
Penyiraman
pagi dan sore, penyabutan gulma yang mulai tumbuh
|
1,6
|
1,2
|
-
|
-
|
4
|
Minggu
4
|
Penyiraman
pagi dan sore, penyabutan gulma yang mulai tumbuh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Pada minggu 1
semua sampel tanaman ubi kayu belum ada yang tumbuh. Minggu ke-2 sampel ubi
kayu A dan B pada bagian atas mulai tumbuh dengan panjang masing-masing 0,5 cm
dan 0,2 cm. Sementara untuk sampel C dan D tumbuh pada ubi kayu bagian bawah,
pada sampel C dan D ini mulai nampak syarat kegagalan dalam proses drafting,
yaitu: bagian atas dan bagian bawah kurang rapat. Minggu ke-3 sampel ubi kayu A
dan B mengalami pertumbuhan yang cukup pesat yaitu dengan panjang masing-masing
1,6 dan 1,2. Sementara sampel ubi kayu C dan D mulai mengering dan tidak ada
perubahan. Minggu ke-4 sampel ubi kayu A tunas yang tumbuh dipatahkan oleh
manusia atau hewan, sementara sampel B tunas layu dan ubi kayu bagian atas
bergoyang sehingga kedua sampel ini mulai mengalami kegagalan dalam proses
drafting. Sementara sampel ubi kayu C dan D tidak ada perubahan sama sekali,
dan ubi kayu bagian atas mulai menjamur dan kering.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Perbanyakan vegetatif dengan cara
grafting merupakan salah satu perbanyakan tanaman yang tidak terlalu sulit.
Namun, yang menetukan berhasil atau tidaknya perbanyakan ini adalah tingkat
menyatunya kambium satu dengan kambium yang lainnya, tingkat umur setiap batang
tidak boleh terlalu muda ataupun terlalu tua, dan besar kecilnya batang yang
akan digrafting (harus sama). Selain itu, kerapatan juga penting, jika
kerapatan kurang maka akan ditumbuhi jamur dan batang atas akan kering,
sedangkan jika kerapatan cukup maka bagian atas akan tumbuh daun dan tali
pengikat bisa dilepaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Moorthy, S.N. 2002. Physicochemical
and Functional Properties of Tropical Tuber Starches. Starch/ Starke. 55: 559-592.
Santoso Radjit, Budhi., dan Nila
Prasetiaswati. 2011. Potensi Hasil Umbi Dan Kadar Pati Pada Beberapa Varietas
Ubi Kayu dengan Sistem Sambung (Mukibat). Buana
Sains. 11 (1) : 35-44.
Surbakti, Ribu. 2004. Pengaruh
Manipulasi Genetika Dengan Metode Sambung Pucuk (Grafting) Antara Ubi Kayu
Racun Dengan Ubi Kayu Biasa (Manihot Utilisima) Terhadap Peningkatan Kadar
Karbohidrat Dan Produksi Umbi Yang Dihasilkan. Jurnal Sains Kimia. 8 (1) : 15-18.
Tumewu, Pemmy., Carolus P. Paruntu,
dan Tommy D. Sondakh. 2015. Hasil Ubi Kayu (Manihot
Esculenta Crantz) Terhadap Perbedaan Jenis Pupuk. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi. 2 (2).
Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan
Suyamto. 2006. Teknlogi Produksi Ubi Kayu Mendukung Industri Bioethanol. Puslitbangtan Bogor. 42 hlm.
0 komentar:
Posting Komentar