Metode SRI Vs Metode Konvensional "Pengeraman (Perendaman) dan Penyemaian benih padi"



PENGERAMAN DAN PENYEMAIAN PADA TANAMAN
“TANAMAN PANGAN”













Disusun oleh:
Imam Imroni                           (361541311063)




















PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2016



BAB I
PEMBAHASAN

1.        Bagaimana cara pengeraman dan penyemaian secara konvensional dan dengan menggunakan cara SRI (System Of Rice Intensification) ?
Jawab :
·           Metode SRI (System Of Rice Intensification) :
Cara pengeraman:
Benih diseleksi dengan bantuan air garam dan telur ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan tenggelam, namun apabila pada air diberi garam yang cukup dan diaduk maka telur yang bagus akan mengapung. Telur ini berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap untuk digunakan. Air garam yang sudah mampu mengepungkan benih dapat digunakan untuk seleksi benih, langkah selanjutnya:
1)        Masukkan benih kedalam air garam dan pilih hanya benih yang tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam dan burung.
2)        Benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai rasa asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik dicuci dengan wadah yang berlubang dan pada iar yang mengalir untuk menyakinkan benih akan terbebasa dari garam.
3)        Benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa selama 24 jam.
4)        Setelah benih direndam, kemudian lakukan pemeraman selama sekitar 36 jam yaitu benih dibungkus dengan karung goni atau kain basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah ini akan lebih baik ditempat yang hangat misalnya dapur asalkan kainnya tetap dijaga basah dan lembabnya.
5)        Setelah berkecambah atau muncul akar pendek, benih sial disemai/disebar.
Cara penyemaian:
1)        Pembuatan persemaian tidak harus dilahan sawah, tapi dapat juga menggunakan baki atau kotak dari kayu atau bambu.
2)        Siapkan media persemaian tadi dengan cara mencampurkan tanah dengan pupuk organik/pupuk kandang/bokhasi dengan perbandingan 1:1
3)        Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi terlebih dahulu menggunakan daun pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan diatas api.
4)        Masukkan media kedalam wadah hingga ¾ penuh. Selnajutnya, media ini disiram dengan air spaya lembab.
5)        Tebarkan benih kedalam wadah, jumlah perwadah antara 300-350 biji.
6)        Taburkan arang sekam diatas benih sampai rata melapisi/menutupi benih.
7)        Selanjutnya simpan wadah-wadah ini ditempat yang teduh. Pada hari pertama dan kedua, sebaiknya wadah ini ditutpi agar tidak kepanasan.
8)        Penyiraman bisa dilakukan setiap hari (pagi dan sore) agar media tetap lembab dan bibit tanaman tetap segar.
9)        Pada metode SRI ini benih siap digunakan sebelum mencapai 15 hari, dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar, yaitu saat benih memiliki 2 helai daun.
Prinsip Budidaya SRI:
1)      Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai.
2)      Tanam bibit satu lubang/bibit dengan jarak tanam lebar 30X30 cm, 35X35 cm atau lebih jarang lagi.
3)      Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. Pemberian air maksimum 2 cm dan periode tertentu dikeringkan sampai peeah (irigasi berselang terputus)
4)      Penyiangan mekanis sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik & pestisida organik.

Keunggulan Metode SRI:
1)      Tanaman hemat air, selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen pemberian air maksimum 2 cm paling baik sekitar 5 cm dan ada metode pengeringan sampai tanah retak.
2)      Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha, tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga tanam berkurang, dan lain-lain.
3)      Hemat waktu ditanam bibit muda 5-12 hari hari setelah semai, dan waktu panen lebih awal.
4)      Produksi meningkat dibeberapa tempat mencapai 11 ton/ha.
5)      Ramah lingkungan, secara bertahap penggunaan pupuk kimia (urea, KCL, SP36,dll) akan dikurangi dan digantikan dengan menggunakan pupuk organik (kompos, pupuk kandang, dan MOL) begitupun penggunaan pestisida.

·           Metode Konvensional
Cara pengeraman:
-          Benih direndam didalam air selama 1 hari 1 malam, kemudian benih diperakamkan selama 2 hari 2 malam.
-          Pengeraman membutuhkan air yang terus-menerus tergenangi.
-          Butuh waktu 18-25 hari, maka akan tumbuh daun dan akar, benih siap untuk disemaikan.

Cara penyemaian:
-          Pembuatan penyemaian dilakukan dilahan sawah.
-          Siapkan media penyemaian
-          Tebarkan benih kedalam lahan sawah yang sudah siap tergenangi oleh air.
-          Setelah beberapa hari (5-10 hari), lakukan penebaran pupuk anorganik kedalam lahan sawah.
-          Pada metode ini benih siap digunakan antara 18-25 hari, dengan cara mencabut langsung dan membersihkan kotoran dari akar-akar tanaman.
-          Tanaman yang sudah dicabut diistirahatkan selama 1 jam – 1 hari sebelum ditanam.



Perbedaan hasil cara SRI dengan Konvensional:
·           Pembenihan
-          Metode Konvensional, Tidak ada teknik khusus untuk menyeleksi benih. Benih hanya direndam didalam air selama 1 hari 1 malam, selanjutnya benih diperamkan selama 2 hari 2 malam, dan benih siap untuk disemaikan
-          Metode SRI, Ada teknik khusus yaitu benih diseleksi dengan menggunakan larutan garam. Dimana, air dimasukkan kedalam toples dan masukkan telur kemudian masukkan garam perlahan-lahan dan aduk hingga telur mengapung, lalu masukkan benih. Benih yang tenggelam merupakan benih yang baik. Selanjutnya, benih diperam selama 1 hari 1 malam (tidak lebih) dan benih siap untuk disemaikan.

·           Penyemaian
-          Metode Konvensional, Persemaian dilakukan langsung dilahan sawah dengan kebutuhan benih yang banyak antara 35-45 kg.
-          Metode SRI, Bisa menggunakan wadah dengan kebutuhan benih yang sedikit yaitu antara 5-10 kg/ha.

·           Sebelum bibit ditanam
-          Metode Konvensional, Bibit yang siap ditanam dicabut dan dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar dan sebagian daun dipotong dan dibagi perikatan untuk ditanam. Bibit juga harus diistirahatkan selama 1 jam hingga 1 hari sebelum ditanam.
-          Metode SRI, Bibit diangkat (tidak dicabut) bersama tanah yang melekat pada akar dan langsung ditanam disawah (kurang dari 30 menit)

·           Penanaman
-          Metode Kovensional, umur bibit yang siap ditanam adalah 18-25 hss. Satu lubang tanam berisi 5-8 bibit tanaman, bibit ditanam dengan kedalam > 5 cm.
-          Metode SRI, umur bibit yang siap ditanam 7-12 hss, satu lubang tanam berisi 1 bibit tanaman. Bibit tanaman dengan kedalaman 2-3 cm dengan bentuk perakaran horizontal berbentuk L.

·           Pengairan
-          Metode Konvensional, lahan digenangi air sampai setinggi 5-7 cm diatas permukaan tanah secara terus menerus.
-          Metode SRI, menggunakan pola pengairan terputus (sawah tidak terus menerus digenangi air).

·           Pemupukan
-          Metode Konvensional, menggunakan pupuk urea, TSP dan KCL.
-          Metode SRI, menggunakan pupuk kandang/bkashi yang diberi tambahan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal.


·           Penyiangan
-          Metode Konvensional, hanya bertujuan membuang gulma dan dengan menggunakan herbisida.
-          Metode SRI, bertujuan untuk membersihkan gulma, teknik membenamkan gulam yang tercabut kedalam tanah juga bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan dilakukan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu “susruk”

·           Pengendalian hama
-          Metode Konvensional, menggunakan metode pestisida kimia.
-          Metode SRI, menggunakan pestisida organik.

2.        Apa kekurangan dan kelebihan penyemaian benih padi secara tertutup dan terbuka?
Kelebihan penyemaian benih padi secara tertutup:
-            Tumbuh seragam, karena kondisi lingkungan pada saat penyemaian tertutup menghasilkan suhu yang optimum dan merata disepanjang penyemaian dan pertumbuhan padi dihambat oleh adanya karung sehingga hasilnya seragam.
-            Lebih cepat tumbuh
-            Terlindung dari serangan hama dan penyakit
Kekurangan penyemaian benih padi secara tertutup:
-            Batang dan akar tidak kuat (mudah roboh)/tidak tumbuh dengan baik.
-            Banyak kendala dalam aplikasinya.
-            Tidak dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik.
-            Warna benih tidak begitu hijau.
-            Biaya perawatannya mahal

Kelebihan penyemaian benih padi secara terbuka:
-            Warna daunnya hijau
-            Batang dan akar benih kuat.
-            Bisa melakukan fotosintesis dengan baik
Kekurangan penyemaian benih padi secara terbuka:
-            Pertumbuhan lambat
-            Tumbuh tidak seragam, karena kondisi lingkungan tidak menghasilkan suhu yang kurang optimum dan tidak merata dan juga disebabkan karena zat auksin yang dimiliki setiap benih berbeda-beda.
-            Mudah terserang hama dan penyakit.

3.        Mengapa benih padi harus dilakukan pengeraman dan penyemaian terlebih dahulu sebelum ditanam?
Pengeraman, karena untuk meransang proses perkecambahan benih, agar benih bisa cepat tumbuh
Penyemaian, karena:
-            Agar dapat menghasilkan benih yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit
-            Untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan
-            Agar tanaman mudah beradaptasi
-            Memudahkan dalam perawatan
-            Agar tanaman tidak mudah terserang oleh hama dan penyakit.
Tahap ini sangat menentukan bagaimana pertumbuhan padi disawah.
Share on Google Plus

About Saranghae.blogspot.com

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar