HASIL PENGAMATAN
JAGUNG BISI-2
(LAPORAN
PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN PANGAN)
Nama kelompok:
Imam Imroni (361541311063)
M. Ishaq (361541311049)
Eni Bintarti (361541311054)
Heni Dwi Puspitasari (361541311040)
Umi Khuriyatul Uma (361541311041)
Elsa Ida Fatmala (361541311060)
Maulidiyah Siska (361541311042)
PROGRAM STUDI
D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK
NEGERI BANYUWANGI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Hasil Pengamatan
Jagung Bisi-2” ini dengan baik. Meskipun, masih banyak kekurangan didalamnya.
Selain itu, kami berterima kasih pada bapak Kurniawan Muhammad Nur, SST,.M.M.
selaku dosen mata kuliah produksi tanaman pangan yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan kami ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
hal-hal penting yang harus diperhatikan saat menanam tanaman jagung varietas Bisi-2
ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah kami ini terdapat
kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi memperbaiki laporan kami yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami oleh pembaca. Sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran dari anda demi memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.
Banyuwangi, 28 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ I
KATA PENGANTAR ................................................................................ II
DAFTAR ISI................................................................................................ III
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ................................................................. 3
BAB III
METODOLOGI ............................................................................. 4
3.1 Tempat
dan waktu ........................................................................ 4
3.1.1 Tempat.................................................................................. 4
3.1.2 Tanggal dan waktu pelaksanaan .......................................... 4
3.2 Alat dan
bahan .............................................................................. 4
3.2.1 Alat ...................................................................................... 4
3.2.2 Bahan ................................................................................... 5
3.3
Langkah-langkah praktikum ......................................................... 5
3.4 Prosedur
pelaksanaan .................................................................... 7
3.4.1 Budidaya tanaman jagung Bisi-2 ........................................ 7
3.5 Parameter
pengamatan .................................................................. 8
3.5.1 Komponen pertumbuhan ..................................................... 8
3.5.2 Komponen hama yang menyerang tanaman ........................ 8
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ..................................................... 9
4.1 pH tanah tanaman jagung .............................................................. 9
4.2 Permasalahan komoditi jagung di Indonesia ................................. 9
4.3 Solusi permasalahan jagung di Indonesia ...................................... 9
4.4 Hasil pengamatan Jagung varietas Bisi-2 ....................................... 10
4.5 Pembahasan ................................................................................... 11
4.6 Temuan praktikum dan pembahasan .............................................. 11
4.7 Hama dan cara pengendaliannya.................................................... 13
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 14
5.2 Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15
LAMPIRAN .................................................................................................. 16
Lampiran 1. Jurnal kegiatan Budidaya............................................................. 16
Lampiran 2. Dokumentasi ............................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Jagung
(Zea Mays ssp) adalah salah satu
tanama pangan penghasil karbohidrat terpenting didunia setelah padi. Khususnya
bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan,
Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, jagung ditanam
sebagai bahan pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya) diambil minyaknya (dari
bulirnya) dibuat tepung (dari bulirnya, yang dikenal dengan minyak jagung) dan
bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Komoditas
jagung mempunyai peran yang strategis, baik dalam sistem ketahanan pangan
maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya
sebagai pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga berkonribusi
terhadap ketersediaan protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik
ternak maupun perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu
dan hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Indonesia
mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi jagung, baik melalui
peningkatan luas tanam maupun peningkatan produktivitas. Lahan yang tersedia
untuk budidaya jagung sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, terknologi
sudah tersedia, sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar.
peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri
telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain, meliputi: peningkatan
produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi), penggunaan
varietas unggul bermutu, pengembangan optimasi lahan mendukung produksi,
penerapan PTT, pengamanan produksi dari serangan OPT dan dampak perubahan
iklim, penganan pasca panen, dukungan penelitian dan penyuluhan, menjalin
kemitraan dengan stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi,
pengananan pasca panen dan pemasaran hasil.
Dalam
memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus meningkat, pemerintah telah
menetapkan sasaran produksi jagung tahun 2016 sebesar 24.000.000 ton pipilan
kering, dengan rincian per provinsi. Bila dibandingkan perolehan produksi
jagung tahun 2015 sebesar 19.833.289 ton pipilan kering terdapat peningkatan
4,17 juta ton.
1.2
Rumusan masalah
1)
Berapakah pH
untuk tanaman jagung?
2)
Apa permasalahan
komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia?
3)
Bagaimana solusi
untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia.
4)
Bagaimana hasil
pengamatan tanaman jagung?
1.3
Tujuan
1)
Mnegetahui pH
untuk tanaman jagung.
2)
Mengetahui
permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh Indonesia.
3)
Mengetahui
solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
Indonesia.
4)
Mengetahui hasil
pengamatan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Roesmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kebutuhan jagung di Indonesia
untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk kebutuhan
pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun.
Menurut
Syafruddin (2002) menyatakan bahwa Perkembangan akar jagung (kedalaman dan
penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia
tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator
toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,
tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar.
Menurut
Palliwal (2000) menyatakan bahwa jagung disebut juga tanaman berumah satu
(monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman.
Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel)
berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua
bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia
stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian
pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi
bunga jantan.
Menurut
Kresnatita (2009) menyatakan bahwa pemupukan N yang cukup, maka pertumbuhan
organ-organ tanaman akan sempurna dan fotosintat yang terbentuk akan meningkat,
yang pada akhirnya mendukung produksi tanaman.
Menurut
Anonim (2012) menyatakan bahwa jarak tanam yang tepat juga dapat menekan
pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari.
Menurut
Febrina (2012) menyatakan bahwa jarak tanam harus diatur untuk mendapatkan
populasi yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
Menurut
Setyowati dan Utami (2013) menyatakan bahwa perlakuan jarak tanam tidak berbeda
nyata baik pada pertumbuhan maupun produksi jagung pulut, sehingga dapat
disarankan untuk pemakaian jarak tanam rapat (60X20 cm), karena dapat
meningkatkan perluasan tertentu.
Menurut
Prahasta (2009) menyatakan bahwa pemupukan dapat meningkatkan ketersediaan
unsur hara, kesehatan tanaman dan menekan perkembangan penyakit.
BAB III
METODOLOGI
3.1
Tempat dan waktu
3.1.1 Tempat
Tempat praktikum : Lahan belakang Politeknik Negeri Banyuwangi
3.1.2 Waktu
Waktu Pengolahan lahan & penanaman : Tanggal
: 26 Mei 2016
:
Waktu : 08.30-11.00 WIB
Waktu penyiraman :
Tanggal : 31 Mei 2016
: Waktu :
16.00-17.00 WIB
Waktu penyiangan & pengambilan data : Tanggal :
02 Juni 2016
: Waktu :
07.30-08.30 WIB
Waktu penyulaman & pengambilan data : Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu :
07.30-08.00 WIB
Waktu penyiangan : Tanggal :
09 Juni 2016
: Waktu :
07.30-08.00 WIB
Waktu pemupukan, pembumbunan : Tanggal : 16 Juni 2016
: Waktu :
08.00-09.30 WIB
Waktu penyiraman : Tanggal :
23 Juni 2016
: Waktu :
16.30-17.00 WIB
3.2 Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat untuk mengelola lahan:
-
Cangkul
Alat untuk menyiram:
-
Timba/botol
plastik
Alat untuk penanaman:
-
Tali rafia
-
Kayu pelubang
-
Timba
Alat untuk penyiangan:
-
Tangan (Cara
tradisional)
Alat penyulaman:
-
Tangan
-
Kayu
Alat untuk pemupukan:
-
Timba
-
Kayu pelubang
Alat untuk pembumbunan tanah:
-
Cangkul
3.2.2 Bahan
Bahan untuk penanaman:
-
Benih jagung
-
Pupuk kandang &
Kimia (Sistem Pop Up)
Bahan untuk menyiram:
-
Air
Bahan untuk penyulaman:
-
Benih jagung
yang tumbuh melebihi 2 tanaman perlubang.
Bahan untuk pemupukan:
-
Pupuk KCL dengan
kisaran 20 gram per lubang
3.3
Langkah-langkah praktikum
Pengolahan lahan:
-
Menyiapkan alat
untuk pengolahan tanah (Cangkul, dll)
-
Cangkul lahan
sampai membentuk sebuah bedengan/gundukan kira-kira memiliki tinggi 20-30 cm
-
Bersihkan gulma
yang masih hidup
Penanaman benih:
-
Lubangi lahan
dengan kayu pelubang kira-kira 2-3 cm.
-
Isi lubang tersebut
dengan biji jagung sebanyak 2 biji, lalu tutup dengan tanah.
-
Buatlah lubang
disebelang lubang yang sudah terisi benih jagung, karena sistem penanaman pada
praktikum ini adalah pop-up, lalu isi dengan pupuk kandang dan pupuk kimia yang
sudah tercampur menjadi satu
-
Lakukan hal
tersebut hingga selesai.
Penyulaman benih:
-
Penyiang
dilakukan ketika tanaman jagung sudah berumur 7-14 HST. Penyulama dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menanam kembali benih jagung, dan
mencabut benih jagung yang lebih dari 2 benih.
-
Pencabutan benih
dengan cara dicabut semuanya terlebih dahulu kemudian diambil satu dan ditanam
ketempat yang tidak tumbuh.
Penyiraman :
-
Penyiraman
dilakukan ssetiap hari pada pagi hari dan sore haro, namun jika pada musim
hujan penyiraman bisa dilakukan selama 1 kali sehari.
-
Penyiraman bisa
dilakukan dengan penggenangan air disekitar larikan, atau menggunakan alat
penyiraman tanaman.
Pemupukan:
-
Lubangi tanah
disamping tanaman jagung dengan menggunakan kayu pelubang.
-
Masukkan pupuk
yang sudah dicampur sebesar ± 20 gram/lubang.
-
Tutup lubang
dengan tanah.
-
Lakukan kegiatan
tersebut sampai semuanya selesai.
Pembumbunan:
-
Basahi tanah
dengan air, agar pada waktu pencangkulan tidak terlalu berat.
-
Cangkul tanah
disekitar/ditengah-tengah tanaman dan tumpuk tanah ke tanaman jagung sampai
membentuk gundukan.
3.4 Prosedur pelaksanaan
3.4.1 Budidaya tanaman jagung Bisi-2
a. Sortasi benih
Benih yang baik merupakan benih yang tidak tercampur
dengan kotoran, berwarna kuning agak tua, bernas/utuh, tidak rusak atau cacat
dan memiliki daya perkecambahan yang tinggi. Benih yang baik, tentu akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedepannya.
b. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk tanaman jagung bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu olah tanah sempurna dan tanpa olah tanah bila lahan sudah
gembur. Namun jika tanah liat sebaiknya diolah tanah sempurna. Setelah itu
tanah dibuat bedengan atau tidak sesuai dengan keinginan para petani jagung.
c. Penanaman
Tugal tanah sedalam kuran lebih 3-5 cm, setelah itu
masukkan benih jagung sebanyak 2 biji lalu tutup dengan tanah. Karena sistem
penanaman yang digunakan adalah sistem Pop-up maka tugal tanah disamping benih
yang sudah berisi biji jagung, lalu masukkan pupuk dan tutup dengan tanah.
d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua kali selama masa
pertumbuhan tanaman jagung. Penyiang pertama bisa dilakukan saat tanaman jagung
sudah mulai berkecambah, tujuan agar tanaman jagung bisa tumbuh dengan maksimal
dan yang kedua pada usia 14-20 HST. Bersihkan dengan cangkul atau bajak
sekalian dengan proses pembumbunan tanaman.
e. Perawatan
Perawatan untuk tanaman jagung selain penyiangan dan
pemberian pupuk, juga pengairan sangat penting. Jika pada musim kemarau
disarankan untuk menyiram tanaman jagung selama 2 kali sehari. Jika, musim
hujan disarankan hanya menyiramnya pada sore hari saja.
f. Pemupukan
Pemupukan berdasarkan target hasil yang ingin
dicapai oleh para petani. Untuk pemupukan dalam kegiatan kami menggunakan pupuk
kristal, pengaplikasian pupuk ini sama dengan peaplikasiaan sistem Pop-up yaitu
dengan cara menugal tanah disebelah tanaman jagung dan memberikan pupuk
sebanyak 20 gram/lubang dan menutupnya dengan tanah.
3.5 Parameter pengamatan
Pengamatan yang
dilakukan meliputi informasi tentang pertumbuhan tanaman dan jenis hama yang
menyerang tanaman.
3.1.1
Komponen
pertumbuhan
Komponen pertumbuhan
meliputi:
1)
Pertumbuhan
tinggi tanaman
2)
Pertambahan daun
3.1.2
Komponen hama
yang menyerang tanaman.
Komponen hama yang
menyerang tanaman meliputi:
1)
Jenis hama yang
menyerang
2)
Cara
pengendalian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 pH
tanaman jagung
Jagung
dapat ditanam dihampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya subur, gembur
(sarang), dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, airase dan pengelolaan
yang baik akan membantu keberhasilan usaha tanaman jagung.
Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang
baik untuk pertumbuhan jagung di Indonsia adalah antara 5,5-7,5, sedangkan yang
paling baik adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5)
pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini disebabkan karena keracunan
ion-ion alumunium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih dapat tumbuh baik
asalkan tanah trsebut cukup mengandung zat hara terutama hara mikro.
Pada tanah-tanah dengan pH rendah,
sebaiknya dilakukan pengapuran dengan maksud menaikkan pH tanah. Selain itu,
akan mendapatkan hara-hara tanaman karena hara-hara tadinya terikat akan
dilepas tanah menambah Kalsium tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
4.2 Permasalah komoditi jagung di Indonesia
Masih
rendahnya produksi jagung ini di sebabkan oleh berbagai faktor antara lain,
sperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan
keterampilan petani jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang
masih belum tepat, kurangnya pemodalan petani jagung untuk melakukan kegiatan
usaha agribisnis jagung masih sangat terbatas, demikian juga dukungan
pemerintah semakin berkurang dengan dikuranginya subsidi terhadap sarana
produksi pertanian. Permasalahan klasik yang di hadapi petani inilah yang
menyebabkan pada umumnya agribisnis jagung dilakukan berskala kecil. Akibatnya,
produktivitas jagung rendah di indonesia.
4.3 Solusi permasalahan jagung di Indonesia
Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung
diantaranya adalah dengan memberikan kesadaran kepada petani tentang cara
bercocok tanam yang tepat dan modern. Petani dalam produksinya harus diarahkan
pada orientasi bisnis atau komersial, bukan hanya memproduksi jagung dalam skala
kecil untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Namun upaya tersebut akan memenuhi
hambatan karena tingkat pendidikan petani jagung yang terbatas. Kemudian upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan sistem kemitraan usaha dalam agribisnis
jagung. Kita ketahui jika petani memperoleh sarana produksi pertanian tersebut
dengan sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan. Oleh sebab
itu, pengembanagan agribisnis jagung membutuhkan dukungan permodalan dan
komitmen yang kuat.
4.4 Hasil pengamatan Jagung Varietas Bisi 2
Jagung
Varietas Bisi 2 merupakan varietas golongan vibrida silang tunggal. Umur
tanaman jagung ini sebesar 50% keluar rambut jagung sekitar usia ± 56 HST dan
saat masak pada usia ± 103 HST, tinggi tanaman ± 232 cm dengan batang tinggi
dan tegak. Jagung berpotensi menghasilkan tongkol sama besar disetiap tanaman.
Biji jagung bisi 2 ini berwarna kuning orange dengan bentuk semi mutiara. Hasil
panen biji ini sebesar 8,9 – 13 ton/ha pipilan kering. Varietas ini memiliki
daya adaptasi lingkungan yang baik, sehingga dapat diproduksi dengan baik
dilahan manapun. Veriatas ini juga tahan penyakit, toleran terhadap bulai dan
karat daun.
Tabel pengamatan jagung Bisi 2
Tanggal
|
Sampel
|
Tinggi
|
Daun
|
Temuan
|
02
Juni
2016
|
Sampel 1
|
14,5
|
6
|
Ada
salah satu tanaman yang menunjukkan gejala terserang bulai, Tumbuhan ada yang
kerdil dan belalang
|
Sampel 2
|
19,5
|
5
|
||
Sampel 3
|
12
|
2
|
||
Sampel 4
|
33
|
9
|
||
Sampel 5
|
26,5
|
9
|
||
09
Juni
2016
|
Sampel 1
|
24,5
|
10
|
Tanaman dimakan oleh kambing
|
Sampel 2
|
36
|
7
|
||
Sampel 3
|
37
|
8
|
||
Sampel 4
|
38
|
13
|
||
Sampel 5
|
28
|
12
|
||
16
Juni
2016
|
Sampel 1
|
54
|
14
|
Tumbuhan
tidak tumbuh dengan rata, belalang
|
Sampel 2
|
50,5
|
10
|
||
Sampel 3
|
63
|
11
|
||
Sampel 4
|
50
|
16
|
||
Sampel 5
|
59
|
15
|
||
23
Juni
2016
|
Sampel 1
|
70
|
18
|
Tumbuhan
tidak tumbuh dengan rata, sulaman mati dan mengering, ada tanaman yang
terkena bulai, belalang.
|
Sampel 2
|
67
|
14
|
||
Sampel 3
|
78
|
15
|
||
Sampel 4
|
66
|
22
|
||
Sampel 5
|
73
|
18
|
Ket: Dalam satuan cm
4.5 Pembahasan
1)
Tinggi tanaman
jagung
Pertambahan tinggi tanaman tiap
minggunya mengalami pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
tanaman jagung dengan sampel 3 yaitu sebesar 78 cm. Pertamabahn tinggi tersebut
tidak hanya dipengaruhi oleh unsur hara yang terkandung dalam tanah tersebut,
namun juga pemupukan yang dilakukan guna untuk mempercepat pertumbuhan.
Pengaplikasian pemupukan yang dilakukan, cukup membuahkan hasil dengan
bertambahnya pertumbuhan jagung.
2)
Jumlah daun
Pertamabahan jumlah daun dari satu
tumbuhan dengan tumbuhan yang lain dipengaruhi oleh tinggi tanaman tersebut.
Pertambahan jumlah daun yang paling banyak yaitu pada sampel 4 yaitu sebanyak
22 helai. Daun pada sampel ke-4 ini memiliki warna hijau tua tanpa ada lubang
sedikitpun. Sementara jumlah daun terendah pada sampel ke-2 yaitu sebesar 14
helai. Daun pada setiap sempel tidak ada yang dimakan oleh hama, baik itu
belalang, maupun ulat.
4.6
Temuan praktikum dan pembahasan
a) Tanaman jagung dimakan oleh kambing
Tanaman jagung yang masih berumur 14 HST dimakan
oleh kambing peliharaan. Kambing ini hampir memakan semua tanaman yang ada.
Kita dapat simpulkan jika tumbuhan yang dimakan oleh OPT, bahwa tumbuhan
tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan.
b) Tanaman jagung kerdil & tumbuh tidak rata
Tanaman jagung kerdil, dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu pada waktu pengolahan tanah yang tidak maksimal. Sehingga, ada
beberapa unsur hara mikro yang tidak ada dalam tanah tersebut. Selain itu,
pemberian air irigasi yang tidak merata juga menjadi salah satu penyebabnya.
c) Sulaman mati dan mengering
Sulaman yang kami lakukan pada tanaman yang mati
mengalami kegagalan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa-beberapa
faktor, antara lain: cara pencabutan sulaman yang salah, dalam proses
pencabutan tanaman sulaman ini kami mencabutnya dengan cara bersamaan. Setelah
itu, kami pilih satu dan kami tanam kembali. Faktor kedua, kurangnya perawatan.
Hal ini memang benar, sebab sulaman yang kita lakukan hal kita siram satu kali,
dan kami hanya melakukan pengairan dalam lahan. Namun, tanaman sulaman tidak
terkena air dengan baik. Sehingga, tanaman sulaman kekurangan air, kemudian
mati dan kering.
d) Tanaman jagung tekena bulai
Tanaman jagung yang terkena bulai memiliki ciri-ciri
adanya berjak memanjang disepanjang daun tanaman jagung. Pada 7 HST, ada salah
satu tanaman jagung yang terkena bulai. Pada usia yang mudah ini dapat
disimpulkan bahwa benih yang ditanam merupakan benih yang cacat dan terkena
hama ini. Sementara pada usia 28 HST menandakan bahwa tanaman jagung jenis ini
tidak tahan terhadap serangan bulai. Jika tanaman jagung yang terserang bulai
dibiarkan, ditakutkan akan menyebar ketanaman yang lainnya, sehingga dilakukan
pencabutan pada tanaman tersebut. Tanaman jagung yang terkena bulai tidak bisa
bertongkol, oleh sebab itu, penyakit ini merupakan penyakit yang cukup
merugikan bagi petani jagung.
4.7 Hama dan cara pengendaliannya
a) Belalang
Foto
1. Tanaman jagung gejala dimakan belalang
Belalang merupakan hama yang sangat merepotkan bagi
para petani. Hama ini menyerang daun, batang bahkan tunas pada tumbuhan. Gejala
tanaman yang terserang belalang adalah bekas gigitan berbentuk sobekan
bergirigi yang tidak beraturan, tanaman jagung terlihat gejalan ini pada
daunnya. Belalang menyerang tanaman jagung, bisa dikaenakan tanaman jagung
dekat dengan lahan tanaman padi dan legum, sehingga belalang juga menyerang
tanaman jagung secara tidak langsung. Namun, serangan pada tanaman jagung masih
tidak begitu banyak dan parah. Belalang dapat dikendalikan dengan cara
menangkap telur dan belalang dengan jaring, kemudian memusnahkannya atau
sebagai pakan burung.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Tanaman jagung Bisi-2 merupakan varietas
yang memiliki hasil yang cukup memuaskan, dalam sekali panen dapat menghasilkan 8,9-13 ton/ha
pipilan kering. Penggunaan sistem Pop-up pada penanaman jagung ini menghasilkan
sekitar 97% benih tanaman jagung tumbuh. Namun, pertumbuhannya tidak merata
yang diakibatkan oleh irigasi yang tidak merata dan pengolahan tanah yang tidak
maksimal.
Tanaman jagung juga dimakan oleh
kambing, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung tidak mengandung
bahan yang berbahaya. Selain itu, sulaman tanaman mengalami kekeringan dan
kematian yang diakibatkan kurangnya perawatan yang dilakukan. Sejauh ini,
tanaman jagung hanya diserang oleh hama belalang, dan ada beberapa tanaman
jagung terlihat terkena serangan bulai. Tanaman yang terkena bulai harus
dicabut, dengan tujuan agar tidak menular ketanaman yang lainnya.
5.2
Saran
Tersebarnya informasi, baik itu dalam
segi sampel yang harus digunakan, informasi praktikum, dll masih ranco dan
tidak tersebar dengan rata. Sehingga, persiapan tidak maksimal. Keacuhan
mahasiswa juga menjadi penyebab yang sangat serius dalam praktikum ini.
Sehingga, tanaman tidak keurus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012.
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L). Kultivar Cp. 1 http://iptekkonsultan.blogspot.com/p/pengaruh-jarak-tanam-terhadap.html. (diakses 18 Juni 2016).
Febrina L. 2012. Menetukan Jarak Tanam Pada Jagung. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/menentukan-jarak-tanam-pada-jagung. (diakses 18 Juni 2016).
Kresnatita,
Susi. Koesriharti dan Mudji Santoso, 2009. Aplikasi Pupuk Organik dan Nitrogen pada Jagung Manis. Jurnal Agritek.
Paliwal. R.L.
2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and
production. Food and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome. p 13-20
Prahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Pustaka Grafika.
Bandung, Hal. 1.
Purwono dan R.
Hartono. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya. Jakarta, hal.10-11.
Roesmarkam, A.
dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Syafruddin.
2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap
ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan.
24: 3-4.
Setyowati,
Ninik., dan Ning Wikan Utami. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuha
dan Produksi Tiga Aksesi Jagung Pulut Lokal Maros. Jurnal Agrotropika. 18(1): 1-7.
LAMPIRAN
Lampiran
1
KEGIATAN
BUDIDAYA TANAMAN
Tanggal
|
Perawatan
|
Temuan
|
26/05/16
|
Pengolahan
lahan, penanaman dengan sistem Pop up
|
-
|
31/05/16
|
Penyiraman
|
Ada
tanaman yang mirip terserang bulai, belalang.
|
02/06/16
|
Penyiangan,
penyulaman, penyiraman, pengambilan data.
|
Belalang.
|
09/05/16
|
Penyiangan,
penyulaman, penyiraman, pengambilan data.
|
-
|
16/06/16
|
Penyulaman,
penyiraman, pengambilan data, pemupukan,
dan pembumbunan.
|
Belalang,
tanaman tidak tumbuh dengan rata.
|
21/06/16
|
Pengamatan
dan pengairan
|
Belalang,
tanaman yang terkena gejala bulai, sulaman mati
|
23/06/16
|
Pengamatan
dan penyiraman
|
Belalang,
tanaman yang terkena gejala bulai, sulaman mati dan mengering
|
0 komentar:
Posting Komentar