Teknik budidaya bawang merah
4.1 Pratanam
4.1.1 Syarat
tumbuh
Bawang merah
dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Aluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5,6-6,5 , ketinggian 0-400 mdpl,
kelembaban 50-70%, suhu 25-320 C.
4.1.2 Pengolahan
tanah
§ Pupuk kandang
disebarkan dilahan dengan dosis 0,5-1 ton/1000 m2.
§ Diluku kemudian
digaru (biarkan +1 minggu)
§ Dibuat badengan
dengan lebar 120-180 cm.
§ Diantara
bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan
kedalaman 50 cm.
§ Apabila pH tanah
kurang dari 5,6 diberi dolomit dosis +1,5 ton/hadisebarkan di atas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
§ Untuk mencegah
serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur dengan
25-50 kg pupuk kandang matang , diamkan satu minggu lalu tebarkan merata di
atas bedengan
4.1.3 Pupuk
dasar
Berikan pupuk
2-4 gram urea + 7-15 kg Za + 15-25 kg SP – 36 secara merata diatas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah, atau jika dipergunakan pupuk majemuk MPK (15-15-15)
dosis kurang lebih 20 kg/1000 mm dicampur rata dengan tanah bedengan siramkan
pupup SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dengan
dosis kurang lebih 10 botol/1000mm dengan cara:
1.
Alternatif
1: 1 botol supernasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 liter air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
2.
Alternatif
2: setiap 1 gembor volume 10 liter diberi 1 sendok peres makan supernasa untuk
menyiram 5-10 m bedengan. Biarkan selama 5-7 hari.
4.1.4 Pemilihan
bibit
· Gram/umbi
· 2-3 bulan dan
umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
· Bentuk umbi yang
compak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas/berkilau)
4.2 Fase tanam
4.2.1 Jarak tanam
Pada musim
kemarau 15X15 cm, varietas ilocos, tadayung/banagkok
Pada musim hujan
20X15 cm varietas tiron
4.2.2 Cara tanam
· NASA + air
(dosis 1 tutup/liter air)
· Bibit yang telah
direndam POC NASA simpan selama 2 hari sebelum tanam yang telah siap tanam
dibenamkan kedalam permukaan tanah untuk tiap lubang ditanam 1 buah umbi bibit.
4.3 Awal pertumbuhan (0-10 hst)
4.3.1 Pengamatan
hama
Waspadai hama
ulat bawang (Spodoptera exigua/ S. Litura), telur diletakkan pada pangkal dan
ujung daun bawang merah secara berkelompok maksimal 80 butir. Telur dilapisi
benang-benang putih seperti kapas.
Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan
dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau
VITURA. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis
spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam diperut atau kalau hitam
dileher, dikendalikan dengan VIREXI. Ulat tanah, ulat ini berwarna
coklat-hitam. Pada bagian pucuk atau titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan
rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja atau malam hari.
Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang menjadi sarangnya.
Semprot dengan pestona.
Penyakit yang
harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala
serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya
tanaman layu dengan cepat (jawa:ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu
dibuang atau dibakar pada tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.
4.3.2 Penyiangan
dan pembumbunan
Penyiangan
pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang
gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang.
Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang. Dilakukan
pendangiran, yaitu tanah disekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran
bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu, bedengan yang rusak atau
longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan
lumpur dari dasar saluran (dibrebes disebut melem).
4.3.3 Pemupukan,
pemeliharaan atau susulan
Dosis pemupukan
bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan urea
atau za dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tetapi
jika kurang pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat.
Kekurangan KCI juga dapat mengakibatkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
Pemupukan
dilakukan 2 kali (dosis/1000 mm)
§ Kg KCI
§ Kg KCI
Campur secara
merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan disekitar rumpun atau
garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun
tidak terbakar dan tergangu pertumbuhannya. Atau jiak diperguanakn pupuk
majemuk MPK (15-15-15) dosis kurang lebih 20 kg/1000 mm diberikan pada umut
kurang lebih 2 minggu.
4.4 Peraiaran
Pada awal
pertumbuhan dilakuakn penyirama 2 kali yaitu: pagi dan sore hari. Penyiraman
pagi hari usahakan sepagi mungkin, disaat daun bawang kelihatan basah untuk
mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persenatse
tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90%. Air salinitas tinggi kurang baik bagi
pertumbuhan bawang merah. Tinggi permukaan air pada saluran atau kanal
dipertanahankan setinggi 20 cm dari permuakaan bedengan/tanaman.
4.5 Vase vegetatif (11-35 HST)
4.5.1 Pengamatan
hama dan penyakit
Hama ulat bawang
S. Litura dan S. Exigua Thrips, mulai menyarang umur 30 HST karena kelembapan
disekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun
bawang yang terserang warnanya putih berkilap seperti perak. Serangan berat
terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembapan diatas 70%. Jika
ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator
kumbang macam populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR/PESTONA.
Penyakit bercak ungu/trotol disebabkan oleh camur artenaria porii melalui umbi
atau percikan air dari tanah. Gajala serangan ditandai terdapatnya bintik
lingkaran, konsentris berwarna ungu atau putih kelabu didaun dan ditepi daun
kuning serta mengering ujung-ujungnya. Serangan pada umbu sehabis panen
mengakibatkan umbi busuk sampai berair berwarna kuning hingga merah kecoklatan.
Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman, prepentif dengan
penebaran GLIO. Penyakit antraknose atau automotis disebabkan oleh jamur
Colletotricum gloes poryodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya
bercak putih pada daun selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan
patahnya daunnya secara serentak (Istilah brebes:otomatis). Jika ada gelaja
tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada
didalam tanah kendalikan dengan GLIO.
Penyakit oleh
virus
·
Menguning,
melengkung kesegala arah terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai
bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan
Busuk umbi oleh
bakteri
·
Umbi
yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen ushakan
tempat yang kering
·
Busuk
umbi oleh batang atau leher jamur dan berwarna kelabu, jaga agar tanah tidak
terlalu becek.
·
Pencegahan
hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman bukan golongan
bawang-bawangan.
·
PERTISIDA
kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama
penyakit.
4.5.2 Pengolahan
tanaman
Penyiangan kedua
dilakukan pada umur pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak, tutup/tangki
tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55 mulai
hari ke 35 penyemprotan ditambah harmonik dengan dosis 1-2 tutup/tangki
(dicampur dengan NASA) pagi hari jika ada serangan triphs dan hujan
rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
4.6 Pembentukan umbi (36-50 HST)
Pada fase
pengamatan HPT sama seperti fase vegetatif yang perlu diperhatikan adalah
perairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau. Sehingga, perlu dilakukan
penyiraman sehari 2X yaitu pagi dan sore.
4.7 Pematangan umbi (51-65 HST)
Pada fase ini
tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu
pada sore hari.
4.8 Panen dan Pascapanen
4.8.1 Panen
·
Pada
umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70-90 hari dan tanah tidak becek
· Selanjutnya 5-10
rumpun diikat menjadi 1 ikatan
4.8.2 Pascapanen
Penjemuran
pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap keatas tujuannya
mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan umbi menghadap
keatas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan
pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa
dari lapangan. Kadar air 85-89% baru disimpan digudang. Digantungkan pada
rak-rak bambu. Air asi diatur dengan baik, suhu gudang 26-29 Oc kelembapan
70-80% sanitasi gudang
0 komentar:
Posting Komentar